Minggu, 09 Oktober 2016

Model-model perencanaan pembelajaran

Model-model perencanaan pembelajaran

A.   Perencanaan pembelajaran model PBTE
Pengembangan program intruksional dilakanakan dengan pendekatan sistematik. Pendekatan ini mempertimbangkan semua faktor dan komponen yang ada sehingga pelaksanaan program akan berjalan secara efisiensi dan efektif. Berdasarkan pola pendekatan tersebut maka sistem instruksional dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut:
1.      Merumuskan asumsi-asumsi secara jelas, ekspilisit dan khusus.
Asumsi-asumsi tersebut dirumuskan berdasarkan pada pokok-pokok pikiran yang bertalian dengan beberapa hal, yaitu:
a.       Keyakinan tentang masyarakat, pendidikan dan belajar.
b.      Pandangan tentang peranan guru dalam sistem intruksional.
c.       Penjabaran ciri-ciri khusus dan berbagi hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program.
2.      Mengidentifikasi kompetensi.
Terdapat enam jenis pendekatan yang dapat digunakan untuk merumuskan kompetensi, yaitu sebagai berikut:
a.       Menerjemahkan pelajaran yang telah menjadi sejumlah kompetensi yang tujuan tingkah lakunya harus diteliti kembali.
b.      Pendekakatan analisis tugas yang harus dikerjakan, lalu ditentukan peran-peran apa yang diperlukan, lalu ditentukan jenis-jenis kompetensi yang dituntut tersebut.
c.       Pendekatan kebutuhan siswa di sekolah berdasarkan ambisi, nilai dan prespektif para siswa.
d.      Pendekatan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan kebutuhan masyarakat yang nyata disusun program sekolah dan program latihan yang perlu dilakukan.
e.       Pendekatan teoritis yang disususn secara logis dan melalui pemikiran deduktif dalam kerangka ilmu tentang tingkah laku manusia.
f.        Pendekatan cluster yang disusun berdasarkan program umum yang biasa berlangsung.
3.      Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriptif.
Kompetensi yang telah ditentukan kemudian dirumuskan lebih khusus, lebih eksplisit menjadi tujuan-tujuan yang dapat diamati, dapat diukur berdasarkan kreteria tertentu.
4.      Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assement.
 Dengan kriteria ini dapat ditentukan tingakat keberhasilan tentang sejauh mana suatu tujuan telah dicapai.
5.      Pengelompokan dan penyusunan tujuan-tujuan pelajaran berdasarkan urutan pikologis untuk mencapai maksud instruksional.
6.      Mendesai strategi intruksional.
Beberapa strategi dapat pula dirancang oleh guru, contohnya dengan ceramah.
7.      Mengorganiasikan sistem pengelolaan kelas.
Sistem pengelolaan yang ditentukan disesuaikan dengan berbagai alternatif kegiatan yang akan dilakukan, seperti pengajaran individual, core pengajaran unit.
8.      Mercobakan program.
Tujuannya adalah untuk mengetes efektifitas strategi intruksional, kemantapan alat assement, efektivitas sistem pengelolaan kelas.
9.      Menilai desain intruksional.
Penialian dilakukan terhadap aspek-aspek, antara lain validitas tujuan, tingkat kriteria assement, stategi intruksional dan organisasi sistem pengelolaan.
10.  Memperbaiki kembali program.
Berdasarkan penilaian yang telah diperoleh, maka perlu dilakukan beberapa perubahan dan perbaikan.
Berguna untuk menjamin konsistensi koherensi, monitoring system dan selanjutnya memberikan umpan balik kepada organisasi sumber-sumber, strategi pengajaran dan motivasi belajar.

·        Kelebihan Perencanaan Pembelajaran PBTE
1.      Guru lebih siap mental mengajar di sekolah
2.      Guru menguasai teori dan praktik pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa
·        Kekurangan Perencanaan Pembelajaran PBTE
1.      Tidak adanya interaksi dengan murid sesungguhnya

B.   Perencanan pembelajaran model Davis
Teknik merancang sistem belajar berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1.      Penetapan status sistem pengajaran
Semua usaha perancangan suatu sistem senantiasa dimuali dari menetapkan kedudukan sistem pengajaran yang ada saat ini, baik input, output maupun operasinya. Kemudian dilakuakan kembali perancangan desain baru. Tahapan ini dimulai dengan memikirkan daerah pelajaran yang telah diberikan.  Semua lingkungan yang penting untuk melaksanakan suatu program pengajaran harus dideskripsikan secara teliti dan terperinci. Jika perencanaaan sistem pengajaran hendak menetapkan kedudukan sistem yang telah ada sekarang, maka perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
a.       Karakterisik-karakteristik apa yang terdapat dalam sistem pengajaran di mana dia harus bekerja? Apa tujuan dan alat atu cara-cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu?
b.      Sumber-sumber apa yang akan digunakan? Apa batasan-batasannya dan hambatan-hambatan apa yang ada?
c.       Siapa siswanya? Ketrampilan-ketrampilan dan harap-harapan apa serta kebutuhan belajar apa yang mereka miliki atau rasakan? Dan berapa jumlah siswanya?
d.      Apa sebaiknya diperbuat untuk memberikan kontribusi pelajaran dalam usaha mencapai tujuan-tujuan itu dan membantu siswa belajar.

2.      Perumusan tujuan pengajaran
Tujuan terpenting adalah dalam menentuak urutan bahan yang akan disampaikan, metode mengajar, prosedur evaluasi  yang akan dikembangkan. Tujaun mengandung makna yang penting dalam rangaka menentukan  prosedur intruksionalyang akan ditempuh oleh guru.  Berdasarkan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan tersebut maka disarankan agar guru merancang kegiatan-kegaitan yang serasi untuk membantu siswa belajar. Perumusan tujuan merupakan hal yang penting dalam sistem pengajaran. Alasannya yaitu:
a.       Umumnya desain pengajaran didasarkan pada tujuan-tujuan
b.      Tujuan memainakan peranan krisis dalam evaluasi pengajaran
c.       Kemungkiann terjadinya salah kaprah sehingga tujuan tadi sebagai media komunikasi dan memberiakn alat yang sama bagi semua guru.
d.      Tujuan menjadi pedoman bagi siswa yang mengarahkan kegiatan belajar merekan dan untuk menilai kemajuan belajar yang telah mereka lakukan sebelumnya.

3.      Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi
Setiap perumusan tujuan belajar bagi siswa senantiasa harus disertai dengan perencanaan evaluasi intruksional. Meskipun masalah evaluasi erupakan masalah akhir yang perlu dirancang sebelumnya. Evaluasi harus dilakukan dengan berhati-hati dan teliti karena hal berikut:
a.       Dengan program evaluasi, guru dan siswanya dapat menemukan bukti telah terjadinya proses belajar.
b.      Evaluasi penting bagi guru dan siswa karena bertalian dengan kualitas pengajaran yang ditandai oleh keberhasilan belajar pada siswanya.

4.      Pendeskripkian dan Pengkajian tugas
Deskripsi tugas dimaksudkan untuk mengidentifikasi  langkah-langkah yang ditempuh oleh seorang ahli bila dia melakukan suatu tugas. Tugas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a.       Tugas Tindakan (task action) adalah seperangkat langkah yang dirumuskan secara jelas dan dapat diamati serta dapat diperinci menjasi subtugas-subtugas.
b.      Tugas Kognitif (cognitive task) adalah kegiatan-kegiatan yang dilakuakn secara mental yang umumnya tidak dapat diamati.
Suatu deskripsi tugas atau seperangakat tujuan selanjutnya dianalisis menjadi jenis-jenis belajar yang perlu dilakukan. Semua tugas dianalisis menjadi sejumlah kegiatan belajar. Untuk jenis-jenis belajar tertentu akan dibutuhkan prosedur intruksional tertentu pula antara tujuan, deskripsi tugas dan analisis tugas yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.

5.      Pelaksanaan prinsip-prinsip Belajar
Sebagai seorang guru perlu menetapkan lebih dahulu hal-hal yang kan diajarkan baru mempertimbangkan berbagi alternative metode mengajar yang akan digunakan. Dengan mempelajari prinsip-prinsip belajar maka guru dapat membantu para siswa belajar, dengan jalan menyediakan kondisi-kondisi yang dipergunakan melalui pembelajaran yang diberikannya

C.   Perencanaan Pembelajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)

Konsep dari PPSI ini adalah bahwa sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem, yaitu satu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistmatis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Langkah-langkah dari pengembangan model PPSI ini adalah sebagai berikut:
a.        Merumuskan Tujuan. Langkah ini menggunakan istilah yang operasional, berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, dan hanya ada satu kemampuan atau tujuan.
b.       Pengembangan Alat Evaluasi. Dalam mengembangkan alat evaluasi, langkah-langkahnya adalah menentukan jenis tes yang akan digunakan dan menyusun item soal untuk setiap tujuan.
c.        Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Langkah ketiga yaitu merumuskan semua kemungkinan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menetapkan kegiatan pembelajaran yang akan ditempuh.
d.       Pedoman Program Kegiatan Guru. Merupakan petunjuk bagi guru untuk merencanakan program kegitan bimbingan sehingga siswa dapat belajar denga terstruktur. Yang diperlukan guru, yaitu:
1)      Merumuskan materi pelajaran secara terperinci
2)      Memilih metode yang tepat
3)      Meyusun jadwal secara terperinci
e.        Pedoman Pelaksanaan Progaram. Dalam pengembangan program KBM, maka langkah-langkahnya ialah merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode yang digunakan, memilih alat dan sumber yang digunakan dan menyusun program kegiatan atau jadwal. Petujuk dalam kegiatan belajar mengjar memungkinkan untuk dapat berubah sesuai keadaan.
f.         Pedoman perbaiakn atau revisi. Langkah yang terakhir yaitu mengadakan pre-tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan post-tes dan revisi. Perbaikan dilakuakn berdasarkan umpan balik yang  diperoleh dari hasil akhir.

·        Kelebihan Perencanaan Pembelajaran Model PPSI
1.      Tepat digunakan sebagai dasar system pembelajaran
2.      Lebih lengkap dan sistematis
3.      Dilakukan revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
·        Kekurangan Perencanaan Pembelajaran Model PPSI
1.      Memerlukan waktu, tenaga, pikiran yang lebih karena guru harus memberikan post-test untuk setiap unit pelajaran.